Warisan Kuliner Tradisional yang Hampir Punah
Indonesia dikenal sebagai surga kuliner dengan ribuan hidangan tradisional yang berbeda di setiap daerah. Namun, tidak semua makanan khas tersebut tetap populer dan lestari. Seiring perubahan gaya hidup, urbanisasi, dan kurangnya regenerasi, banyak kuliner tradisional Indonesia yang kini terancam punah. Pelestarian diperlukan agar cita rasa dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya tidak hilang begitu saja.
Salah satu contohnya adalah Kue Jojorong dari Banten. Kue ini terbuat dari tepung beras, gula merah cair, dan santan, lalu dibungkus daun pisang berbentuk corong. Rasanya manis legit dan teksturnya lembut, tetapi kini sulit ditemukan karena sedikitnya penjual dan proses pembuatannya yang memakan waktu.
Dari Jawa Tengah, ada Nasi Punel khas Madura yang mulai jarang dijumpai di luar daerah asalnya. Kuliner ini terdiri dari nasi pulen yang disajikan dengan serundeng, dendeng ragi, sayur pepaya muda, dan sambal terasi. Banyak generasi muda yang tidak lagi mengenal makanan ini karena kalah populer dengan makanan modern.
Di Sumatera Barat, terdapat Lamang Tapai, makanan tradisional dari beras ketan yang dimasak dalam bambu dan disajikan bersama tapai hitam. Meski masih ditemukan saat acara adat, keberadaannya makin terbatas karena bahan dan teknik memasaknya dianggap rumit.
Dari Sulawesi Selatan, Kapuru atau Kapurung tradisional berbahan dasar sagu dulu menjadi makanan pokok masyarakat. Namun, kini konsumsi sagu menurun drastis dan makanan ini perlahan tersisih oleh nasi dan makanan cepat saji. Padahal, kapurung kaya serat dan nutrisi.
Tak ketinggalan, Sayur Beulangong dari Aceh dan Iwak Pakasam dari Kalimantan juga menghadapi tantangan serupa. Banyak anak muda yang tidak familiar dengan rasa, sejarah, dan cara pembuatannya, sehingga minat untuk melanjutkan tradisinya semakin menurun.
Punahnya kuliner tradisional bukan hanya hilangnya makanan, tetapi juga hilangnya identitas, kearifan lokal, dan sejarah masyarakat. Untuk mencegah hal ini, peran keluarga, komunitas, dan pemerintah sangat penting. Upaya pelestarian bisa dilakukan melalui festival kuliner, edukasi di sekolah, digitalisasi resep, hingga pemberdayaan UMKM.
Generasi muda juga memiliki peran besar dalam memperkenalkan kembali kuliner tradisional melalui media sosial, usaha kuliner kreatif, dan inovasi penyajian. Jika dilestarikan dengan baik, kuliner Nusantara tidak hanya bertahan, tetapi juga bisa bersaing di tingkat global.
Warisan rasa adalah bagian dari jati diri bangsa. Menjaga kuliner tradisional sama artinya dengan menjaga sejarah dan keberagaman budaya Indonesia.